Jihad sendiri berasal dari bahasa Arab, dari akar kata jahada-yajhudu - Jihaadan,  ( Ilmu Sorof ) yang artinya bersungguh-sungguh.

" Apapun alasannya bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu. "
- Nafsu Ingin berkuasa
- Nafsu merasa benar
- Nafsu kepemimpinan
- Nafsu Birahi ... ??? Menyesuikan Birahinya ke Siapa dulu 😁😁😁 Choooy

" Mana mungkin ada sebuah kejahatan jika tidak ada Nafsu " Naaah Kalau sudah mengutamakan nafsu ya Jangan sekali kali atas namakan islam dong...  Nafsu Ya Nafsu aja chooooy....
---------------------
Ada yang Bilang kalau Jihad model Teroris akan Kawin dengan 72 Bidadari di Syurga .. Btw itu Hadist atau Ayat darimana menjelaskan ttg hal itu ... dan lagian iya Kalau bidadarinya Mau... 🤣

Hari ini, lewat 1.400 tahun setelah Islam pertama didakwahkan, makna jihad mengalami pergeseran,

Sejak awal, memang tak ada yang namanya teroris Islam. Menempatkan kata ‘Islam’ di depan kata ‘teroris’, maka dengan logika yang sama akan ada teroris Kristen, teroris Buddha, dan nama-nama teroris berdasarkan agama lainnya. Padahal, tidak ada satupun agama yang mengajarkan pemeluknya melakukan teror.
Demikian juga dalam Islam. Menjadikan jihad sebagai kata hubung terorisme dan Islam adalah logika paradoksal paling ngawur, karena sejatinya tak ada satupun ayat dalam Al-Qur’an yang menyuruh untuk memulai kekerasan.
Pasca kerusuhan di Mako Brimob, beredar video tentang gerombolan narapidana teroris yang ditangkap dan dikumpulkan dalam satu bus dengan posisi tangan diborgol.
Penampilan mereka mirip kelompok ekstrimis yang memanggul senjata di Afganistan. Begitu juga perilakunya, sama-sama mengusung simbol-simbol agama untuk melakukan perbuatan keji.

Kalau terus begini, citra Islam di mata dunia bakal semakin terpuruk. Makanya, muncul apa yang namanya Islamofobia. Padahal, para teroris cuma ngebet pingin kawin dengan 72 bidadari. Itu juga kalau bidadarinya mau.

Tentu ini tak lepas dari gejolak di Timur Tengah, meski banyak yang salah kaprah. Dalam konteks penjajahan dan agresi militer, mengangkat senjata untuk mempertahankan diri dan melakukan sabotase ke wilayah musuh dibenarkan. Tapi, di negara yang damai, aktivitas itu dipandang sebagai teror.
Jihad mengangkat senjata untuk melawan musuh hanya relevan pada abad pertengahan atau di daerah konflik yang menempatkan umat Islam sebagai kaum tertindas. Adalah tidak nyambung, jika jihad sebagai perang dibawa ke Indonesia yang damai.
Di Indonesia, Islam adalah agama mayoritas. Masjid bertebaran hingga pelosok. Adzan dan khotbah terdengar nyaring ke segala penjuru. Tak ada hambatan dalam menjalankan kegiatan beragama. Sungguh, itu sebuah keleluasaan.
Jika berpikir gerak umat Islam di Indonesia dibatasi, itu sih cuma haluuuu… alias halusinasi akut. Tapi memang bisa saja opini tersebut sengaja dibangun hanya untuk kepentingan politik dan tujuan-tujuan tertentu, eh?
Ada kelompok yang merasa negara hanya akan makmur, kalau dijalankan sistem pemerintahan khilafah. Bagi mereka, apapun masalahnya, khilafah jawabannya. Padahal ya, sudah dari sononya Indonesia itu beragam. Memaksakan tegaknya khilafah hanya akan membuat negara ini bubar.
Jadi, siapa sebetulnya yang ingin negara ini bubar?
Terlebih, upaya itu dilakukan dengan teror dan kekerasan. Bawa-bawa jihad fi sabilillah lagi. Jihad sendiri berasal dari bahasa Arab, dari akar kata jahada-yujhudu-Jihaadan yang artinya bersungguh-sungguh.
Sudah pada tahulah ya, kalau kata ‘jihad’ bisa dalam konteks yang bermacam-macam. Misalnya, bersungguh-sungguh dalam belajar bagi para penuntut ilmu, meski harus sampai ke negeri China

 . Kemudian, bersungguh-sungguh mencari rezeki, bersungguh-sungguh mencari jodoh, ehm…
Jihad yang berarti ‘perang’ pernah cocok diterapkan ketika agama Islam baru saja tegak. Pada masa-masa awal dakwahnya, Nabi Muhammad SAW berperang dengan bangsa Romawi, Persia, dan Arab pagan. Sebab Islam sangat dimusuhi sebagai agama baru kala itu, penegakannya membutuhkan perjuangan berat.
Hari ini, lewat 1.400 tahun setelah Islam pertama didakwahkan, makna jihad mengalami pergeseran, meski akarnya tetap ‘bersungguh-sungguh’. Sekadar mengingatkan bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu.
Kalau bernafsu ingin berkuasa sampai melakukan tindakan teror dan kekerasan, apa namanya coba? Kalau bernafsu ingin mengejar bonus 72 bidadari sampai jadi ‘pengantin’ teroris, apa itu namanya jihad?